10.000 jam untuk satu keterampilan

10.000 jam untuk satu keterampilan apakan judul ini berlebihan, saya rasa tidak hampir semua orang sekitar kita pasti setuju kalo kerja keras adalah kunci dari sebuah keberhasilan, walau tidak di pungkiri bahwa bakat juga bisa lebih memudahkan untuk mencapai tujuan tersebut. 


kenapa 10.000 jam ? psikolog asal amerika K. Anders Ericsson melakukan sebuah riset pada mahasiswa sebuah akademi musik jurusan biola dan menghubungkan prestasi mahasiswa dengan banyak waktu yang telah dedikasikan untuk berlatih. hasilnya adalah pada umur 20 tahun mahasiswa yang menjadi terbaik di kelasnya telah menghabiskan tidak kurang dari 10.000 jam untuk berlatih dan yang cukup mahir bermain sekitar 8.000 jam dan yang kurang mahir hanya mengahabiskan 5000 jam untuk berlatih.

dalam buku Outlier, karangan Malcom Gladwell dalam buku nya menyatakan pentingnya mendidikasikan watku minimal 10.000 jam untuk berlatih untuk menjadi seorang ahli dalam bidang tertentu. 
1.bp.blogspot.com

menurut Gladwell tingkat intelegensi tidak mempu membantu seseorang untuk sukses , IQ hanyalah angka yang tak berarti apa apa “Tingginya IQ itu cuma sekedar angka. Saat seseorang sudah mencapai angka kecerdasan kognitif 120, maka sudah. Memiliki IQ tambahan diatas 120 tidak akan membuat seseorang lebih baik dalam persaingan kerja yang sesungguhnya”

Inilah yang selama ini kita yakini bersama: semua orang bisa sukses. Asal mau bekerja keras.

pertanyaan berapa keras kita harus berusaha untuk menjadi seorang ahli maka menurut penelitian adalah minimal anda harus menhabiskan 10.000 jam untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu. 

siapa saja yang pernah seperti ini ? 

1. Tiger Woods


Pemain golf terbaik dunia yang mulai bermain golf sejak usia 18 bulan. Ia digembleng dengan sangat keras oleh ayahnya yang juga berperan sebagai mentor. Baru 18 tahun kemudian Woods menjadi pemain golf proseional di usia 18 tahun. Kalau dia tidak berlatih giat dari umur 1,5 tahun bisa jadi nama Tiger Woods tidak pernah ada dalam dunia golf internasional.


2. Michael Jordan



Jordan bahkan direndahkan pelatihnya sendiri di usia 10 tahun. Tinggi badan Jordan dianggap tidak mencukupi untuk menjadi pemain profesional. Ia bahkan tidak terpilih untuk jadi pemain utama di liga SMA nya. Walau tidak punya bakat alami sebagai pemain basket, tapi kerja keraslah yang membuat Jordan berhasil. Ia benar-benar mendedikasikan waktunya untuk basket.

Jordan selalu datang ke sekolah pagi-pagi sekali untuk latihan sebelum pelajaran dimulai. Menyadari dirinya tidak begitu tinggi, Jordan berlatih keras agar punya kecepatan dan skill yang lebih baik dibanding pemain lain. Jika ditanya soal bakat, Jordan hanya menjawab:


“Kamu bisa mendapatkan bakat yang tidak tertandingi lewat semangat dan komitmen tinggi untuk terus berlatih. Lagipula bakat hanya akan membuatmu menang dalam permainan. Sedang dalam sebuah pertandingan dibutuhkan kerjasama dan kecerdasan”

3. A. Fuadi

penulis trilogi Negeri 5 Menara ini? Dia adalah orang Indonesia yang memiliki keyakinan bahwa setiap tujuan pasti bisa diperoleh, asal bersungguh-sungguh. A. Fuadi membuktikan bahwa dengan kerja keras dan semangat dia yang berangkat dari latar belakang santri di Pesantren Gontor bisa menempuh pendidikan hingga tingkat Doktor di Amerika dan London.

A. Fuadi bukanlah anak jenius yang ahli di semua bidang pelajaran. Dia bahkan baru mulai belajar Bahasa Inggris saat nyantri di Gontor. Beasiswa juga tidak langsung didapatnya, ia berkali-kali gagal sebelum berhasil. Walau begitu kerja keras dan kesungguhan mampu mengantarkannya ke titik kesuksesan.


tetap semangat dalam meraih cita cita 

http://www.hipwee.com/
1.bp.blogspot.com
www.arifiyanto.web.id






Comments